Pengantar
Allah berfirman dalam surah Al-Isra' ayat
82, "Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar
(penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. "Dalam ayat lain
dikatakan, "Katakanlah, `Al-Quran itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi
orang-orang yang beriman'." (QS
Fushshilat: 44). Begitulah,
dalam Al-Quran sendiri Allah menegaskan, Al-Quran merupakan penyembuh, di
samping sebagai rahmat dan petunjuk.
Hadits-hadits pun sangat banyak yang
menyebutkan bahwa Al-Quran adalah obat atau penyembuh. Di dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Imam Ali dari Nabi SAW dikatakan,
"Sebaik-baik obat adalah Al-Quran." Dalam hadits lain yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Ibn Mas'ud dari Nabi SAW disebutkan,
"Hendaklah kalian menggunakan dua penyembuh: madu dan Al-Quran."
Al-Baihaqi meriwayatkan dari Watsilah bin
Al-Asqa`, seorang laki-laki mengadu kepada Nabi SAW tentang penyakit
tenggorokannya.
Maka Nabi SAW bersabda, Hendaklah engkau
membaca Al-Quran." kemudian beliau mengatakan, “Al-Quran adalah
penyembuh.”
Banyak surah dan ayat dalam Al-Quran yang
sering diamalkan orang untuk mendapatkan kesembuhan atau memperoleh kemudahan
dalam berbagai urusan. Di antara surah yang sering diamalkan orang untuk itu
adalah surah Al-Fatihah; sedangkan ayat yang banyak orang mengamalkan untuk
berbagai keperluan, termasuk untuk kesembuhan, adalah Ayat Kursi, yaitu ayat
ke-255 surah Al-Baqarah.
Karena pentingnya surah AI-Fatihah dan
Ayat Kursi untuk berbagai hajat kita, dalam kesempatan ini kami jelaskan kepada
Anda cara-cara pengamalannya, baik untuk tujuan penyembuhan maupun untuk
keperluan lain. Keterangan-keterangannya kami ambil dari berbagai sumber,
terutama kitab Abwab al-Faraj, karya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki,
Khazinah al-Asrar. karya As-Sayyid Muhammad Haqqi An-Nazili. Mujarrabat
ad-Dairabi al-Kabir, karya Asy-Syaikh Ahmad Ad-Dairabi, dan beberapa kitab
lain. Semoga kita dapat mengamalkannnya dan mendapatkan keberkahannya.
BEROBAT DAN BERDOA DENGAN AL FATIHAH
Al Fatihah adalah surah yang paling agung
dalam Al Qur’an. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al Bukhari dari Abu
Sa’id bin Al Mu’alla Al Anshari Al Madani, dikatakan, “Rasulullah SAW pernah
bersabda kepadaku, ‘Maukah engkau aku beri tahukan surah yang paling agung yang
terdapat dalam Al Qur’an ?’ Ini beliau katakan sebelum keluar dari masjid.
Beliau lalu memegang tanganku. Maka,
ketika beliau hendak keluar, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, bukankah engkau
telah berkata kepada kami : Maukah engkau aku beri tahukan surah yang paling
agung yang terdapat dalam Al Qur’an ?’
Rasulullah bersabda, ‘Alhamdu lillahi
rabbil ‘alamin (yaitu, surah Al Fatihah). Ia adalah as-Sab’ul-Matsani dan
Al-Qur’an al-Azhim yang diturunkan kepadaku’.”
Wajar jika terdapat keterangan dari Abu
Hurairah yang mengatakan, “Iblis menangis sekeras-kerasnya saat Al-Fatihah
diturunkan.”
NAMA-NAMA SURAH AL-FATIHAH
Surah Al-Fatihah disebut sebagai
Fatihatul-Kitab ( Pembuka Kitabullah), Ummul-Qur'an (Induk Al-Quran),
as-Sab'ul-Matsani (tujuh bacaan yang diulang-ulang), al-Qur'an al-`Azhim
(Bacaan Agung), al-Wafiyah (Penyempurna), al-Waqiyah (PeIindung), al-Kanz
(Perbendaharaan), al-Asas (Dasar), Surah Pujian, Surah Syukur, Surah Penyembuh,
Surah Shalat, Surah Munajat, dan Surah Ruqyah (Mantra).
KEUTAMAAN SURAH AL-FATIHAH
Banyak keterangan yang menyebutkan
keutamaan surah Al-Fatihah. Di dalam sebuah hadits dari Abdul Malik bin Umair
diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, "Fatihatul-Kitab (yakni surah
Al-Fatihah ) adalah penyembuh bagi setiap penyakit." (HR Ad-Darami dan
Al-Baihaqi di dalam asy-Syu'ab dan al-Misykat). Al-Khal'i meriwayatkan dari
Jabir RA, "Fatihatul-Kitab merupakan penyembuh bagi setiap penyakit
kecuali as-sam (maut)."
Al-Munawi berkata, "Al-Fatihah
merupakan penyembuh bagi penyakit kebodohan, berbagai kemaksiatan, penyakit-penyakit
lahir serta batin, dan itu berlaku bagi orang yang merenungi, memikirkan, dan
kuat ke¬yakinannya."
Al-Fatihah dapat diamalkan untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, baik penyakit ruhani (bersifat psikis) maupun
penyakit fisik. Di dalam kitab ad-Da' wa ad-Dawa', Al-Allamah Ibn Al-Qayyim
berkata, "Saya telah melakukan pengobatan dengan Al-Fatihah, ternyata saya
mendapatkan pengaruh yang luar biasa dalam kesembuhan.
Ceritanya, saya pernah tinggal di Makkah
beberapa lama. Ketika itu saya menderita beberapa penyakit yang saya tidak
mendapatkan tabib dan ahli pengobatan lain yang dapat menyembuhkan. Maka saya
berkata kepada diri sendiri, `Hai diri, biarkan aku mengobati diri sendiri
dengan surah Al-Fatihah !' Setelah itu, saya pun melakukannya. Dan sesudah
beberapa saat, ternyata saya mendapati pengaruh yang luar biasa.
Kemudian saya memberikan resep itu kepada
orang-orang yang mengeluhkan penyakit yang parah, dan ternyata banyak di antara
mereka yang sembuh dengan segera berkat surah Al-Fatihah ini."
Ibn Al-Qayyim rnelanjutkan,
"Terkadang kesembuhan tertunda karena lemahnva keinginan pelakunya, atau
tidak percaya bahwa pengobatan bisa dilakukan dengan cara menuliskan Al-Fatihah
atau dengan membacanya. Banyak orang yang telah men¬cobanya, tetapi mereka tidak
mendapatkan hasil yang diharapkan.
Ini disebabkan karena dua hal. Pertama.
pelakunya adalah orang yang suka berbuat maksiat, bukan seorang yang pantas
menerima penyingkapan; dan kedua, melakukannya sekadar untuk coba-coba dan
dengan keraguan. Akan berbeda jika pelakunya adalah orang-orang yang bersih dan
yakin."
Ada banyak keterangan shahih tentang para
sahabat Nabi SAW yang menggunakan surah Al-Fatihah untuk berobat dan
menvembuhkan penyakit-penyakit fisik. Al-Bukhari telah meriwayatkan hadits dari
Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata bahwa sekelompok sahabat Rasulullah SAW pernah
mengadakan suatu perjalanan hingga mereka sampai di sebuah desa di Jazirah
Arab. Di sana me¬reka meminta kepada penduduk seternpat untuk diterima sebagai
tamu, namun ternyata penduduk di sana enggan menerima mereka.
Pada saat itu pemimpin penduduk tersebut
terkena sengatan hewan berbisa. Mereka berusaha mengobatinya dengan berbagai
cara, tapi usaha mereka tidak berhasil sama sekali. Salah seorang penduduk ialu
berkata kepada yang lainnya. "Alangkah baiknya kalau kalian mencoba
mendatangi rumbong¬an orang-orang yang datang ke daerah kita itu, mungkin saja
mereka memiliki cara untuk mengobatinya."
Mereka pun akhirnya mendatangi rombongan
para sahabat tersebut dan berkata, "Wahai para musafir, pemimpin kami
terkena sengatan hewan berbisa. karni sudah berusaha untuk menyembuhkannya
dengan berbagai cara, namun ternyata usaha kami sia-sia. Apakah ada di antara
kalian yang memiliki cara untuk mengobatinya?"
Salah seorang sahabat berkata, "Demi
Allah, aku akan meruqyahnya (menjampinya dengan jampi dan cara yang dibolehkan
secara syar'i). Namun, demi Allah, kemarin kami telah meminta kepada kalian
untuk diterima sebagai tamu, tetapi kalian tidak mau menerima kami. Oleh karena
itu, kami akan menolong kalian hanya apabila kalian mau memberi imbalan kepada
kami."
Mendengar permintaan itu, mereka sepakat
untuk memberi imbalan berupa beberapa ekor kambing.
Selanjutnya, sahabat tersebut berangkat.
Sesampainya di sana dia meruqyah pemimpin mereka itu dengan cara membaca
Al-Fatihah, lalu meniupkannya pada bagian yang terkena sengatan. Tak lama
kemudian, pemimpin tersebut tampak telah terlepas dari belenggu dan mampu
berjalan kembali tanpa merasa sakit. Penduduk desa itu akhirnya menepati janji
mereka sesuai kesepakatan semula, yakni memberi imbalan berupa beberapa ekor
kambing.
Salah seorang sahabat berkata,
"Bagikanlah (kambing-kambing itu kepada semua anggota rombongan)!"
Sahabat yang meruqyah berkata,
"Jangan kalian bagikan dulu sebelum kita menghadap Nabi SAW, kemudian kita
ceritakan kepada beliau apa yang telah kita lakukan. Selanjutnya, kita tunggu
perintahnya."
Mereka pun menghadap Nabi SAW dan
menceritakan perbuatan mereka. Nabi lalu bersabda kepada sahabat yang telah
meruqyahnya dengan Ummul Kitab, "Dari mana engkau tahu bahwa surah
tersebut bisa untuk meruqyah?" Selanjutnya, Nabi SAW bersabda,
"Kalian telah melakukan suatu tindakan yang benar. Bagikanlah
(kambing-kambing itu) dan berilah aku bagian." Nabi SAW pun tertawa karena
kejadian itu.
PENGAMALAN SURAH AL-FATIHAH
Berdasarkan keterangan-keterangan tentang
keutamaan surah Al-Fatihah yang sebagiannya telah disebutkan di atas, banyak
orang memanfaatkan surah ini untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satu
caranya, orang yang sakit atau orang lain membaca surah ini pada air, kemudian
air itu diminum oleh yang sakit. Insya Allah penyakitnya akan sembuh. Atau,
usapkan air tersebut pada anggota tubuh yang sakit satu kali dan pada bagian
yang sakit tiga kali, kemudian membaca doa berikut ini:
....
Allahummasyfi fa antasy-syafi,
allahum¬makfi fa antal-kafi Allahumma `afi fa antal-mu'afi.
Artinya : “Ya Allah, sembuhkanlah, karena
Engkau Dzat Yang menyembuhkan. Ya Allah, peliharalah kami, karena Engkau Dzat
Yang memelihara; ya Allah, sehatkanlah kami. karena Engkau Dzat Yang memberikan
kesehatan.”
Diberitakan oleh Ats-Tsa'labi dari
Asy-Sya'bi bahwa ada seorang laki-laki yang mengeluh kepadanya sakit pada
lambungnya. Maka ia berkata kepada orang itu. "Hendaklah engkau membaca
asas Al-Quran."
Orang itu bertanya, "Apa itu asas
Al-Quran?"
Asy-Sya'bi menjawab, "Fatihatul Kitab
(surah Al-Fatihah)."
Selain untuk penyembuhan, Al-Fatihah juga
dapat diamalkan untuk berbagai keperluan, misalnya agar mendapatkan rizki yang
luas dan mudah, memperoleh ilmu dan hikmah, mendapatkan kemudahan dalam segala
urusan, dan sebagainya.
Keperluan lainnya, antara lain, agar
dikarunia ilmu dan kecerdasan, Anda dapat mengamalkannya dengan cara: surah
Al-Fatihah dibaca selama tujuh hari, setiap hari dibaca tujuh puluh kali,
kemudian ditiupkan pada air dalam gelas atau wadah lainnya, lalu diminumkan
kepada orang yang dikehendaki. Insya Allah, orang yang bersangkutan akan diberi
ilmu dan hikmah oleh Allah.
Lalu, untuk melancarkan rizki, hendaklah
Al-Fatihah dibaca secara rutin setiap tengah malam (setelah melakukan shatat
malam) sebanyak empat puluh kali. Insya Allah, orang yang mengamalkannya akan
mendapatkan rizki yang banyak dan mudah.
Sebagian ulama shalihin telah menyusun
tata cara pembacaan Al-Fatihah dalam bilangan yang berbeda-beda dan cara-cara
yang beragam, antara lain:
1. Rutin membacanya disertai basmalah
sebanyak tujuh kali setiap usai shalat,
2. Membacanya sebanyak bilangan para rasul
dan sebanyak bilangan kaum muslimin yang terlibat dalam Perang Badar, yaitu
tiga ratus tiga belas kali.
3. Membacanya empat puluh kali di waktu
sahur.
4. Membacanya sebanyak tiga puluh kali
usai shalat Subuh, dua puluh lima kali usai shalat Zhuhur, dua puluh kali usai
shalat Ashar, lima belas kali usai shalat Maghrib, dan sepuluh kali usai shalat
Isya (Di antara rahasia dan khasiatnya adalah dapat meluaskan rizki dan
mencapai kesuksesan dalam setiap urusan yang dikehendaki). Wirid ini dikenal dengan
nama Wird as-Sa'adah (wirid kebahagiaan).
DOA SURAH AL-FATIHAH
Setetah membaca surah Al-Fatihah sesuai
dengan bilangan dan cara yang kita pilih, kita berdoa dengan salah satu dari
berbagai doa surah Al-Fatihah yang telah disusun para ulama, di antaranya
berikut ini:
..... ... ... ...
Demikian doa yang tercantum di dalam kitab
Fath al-Majid.
0 komentar:
Posting Komentar