Mengabdi Untuk Berbakti

Home » , » Serba Serbi Haji

Serba Serbi Haji

Volume 1 | Edisi 1
10 Agustus 2017


Berbagai permasalahan saat berada di tanah suci menjadikan kekayaan pengalaman dan sejuta harapan untuk menjadi lebih baik pada tahun-tahun yang akan datang.

Hari demi hari yang berlalu di kota Nabi Madinah yang menyejukkan dan menentramkan hati tak luput dari berbagai permasalahan. Mulai dari masalah yang sifatnya umum seperti pembagian kamar, pencarian koper, pembagian catering, fasilitas hotel dan lain-lain. Belum lagi masalah yang terkait dengan kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh bagi jamaah haji. Sejak pesawat mendarat di bandara AMAA Madinah dan jamaah mulai turun dari pesawat, saat itu langsung terasa suhu udara yang cukup menyengat, angin yang terasa panas mulai bisa ku rasakan, beberapa jamaah haji yang mabuk pesawat dan kondisi tubuhnya belum pulih benar sudah di layani dengan menggunakan kursi roda. Ada satu jamaah yang terlihat sangat pucat dan dalam antrian pemeriksaan imigrasi di datangi oleh satu petugas bandara kemudian terjadi dialog bahwa ibu tersebut harus di rujuk ke RS Madinah. Berlari-lari kami mengejar kursi roda yang sudah di dorong oleh petugas bandara itu. Terjadilah dialog dengan sang petugas yang pada akhirnya boleh untuk di lakukan pemeriksaan di poliklinik bandara. Segera kami antarkan ibu tadi ke poliklinik, sampai di sana di periksalah si ibu dengan hasil pemeriksaan tekanan darahnya 170/100 mmhg, dengan muntah. Alhamdulillah di sana mendapatkan penanganan yang cepat dengan di berikan injeksi furosemid, setelah di observasi kurang lebih 1 jam dan kondisi umumnya cukup, ibu di perkenankan untuk ikut bersama rombongan kloter untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju kota yang penuh barokah Madinatul Munawwaroh. Selama perjalanan kurang lebih 1 jam kondisi ibu stabil, kondisi jamaah yang lain juga stabil dan akhirnya tiba di hotel Golden Edwargn tempat pemondokan yang di gunakan selama kami berada di Madinah. Setiba di hotel suasana yang sangat ramai karena pengaturan pembagian kamar yang crowded. Seluruh jamaah tergesa ingin segera mendapatkan kamar untuk beristirahat. Selesai juga masalah pembagian kamar untuk para jamaah dan petugas, muncul permasalahan kedua yaitu koper.  Beratus-ratus koper di bawa oleh petugas pengangkat koper tanpa tahu harus di distribusikan kemana sehingga penumpukan koper terjadi di lift, di lorong-lorong luar lift, hiruk pikuk suasana pencarian koper pun terjadi sampai beberapa jam setelah masuk hotel. Peran Karu dan Karom mengkoordinir koper berjalan dengan baik. Akhirnya selesai juga pengidentifikasian koper dan bertemu dengan tuannya. Lega sudah, waktunya istirahat semua jamaah di himbau untuk bisa mempersiapkan diri dengan beristirahat untuk menyiapkan tenaga saat dimulainya sholat jamaah 5 waktu di masjid yang sesuai kesepakatan dengan majmuah akan di mulai pada waktu shubuh esok hari. 


Suasana kota Madinah yang panas tidak menyurutkan semangat para jamaah untuk beribadah mengejar sunah “arbain”. Semua ingin bisa melaksanakan arbain dengan maksimal. Hari pertama sudah mulai banyak ibu-ibu yang dating untuk konsultasi masalah haid. Ada yang sudah berusaha minum obat penunda haid namun keluar bercak-bercak darah, ada yang menangis karena tidak bisa ikut arbain padahal dia sudah minum premolut sejak dari tanah air, ada yang sangat kecewa karena justru flek-fleknya gak mau bersih dan lain sebagainya. Kami tim kesehatan kloter 28 SOC hanya bisa menenangkan sekaligus memberikan motivasi kepada para jamaah tersebut. Sampai pada beberapa hari pertama kasus yang terbanyak adalah konsultasi seputar menstruasi. Pada hari kedua di Madinah terjadi sebuah kasus seorang jamaah haji laki-laki yang kehilangan sandalnya ketika di masjid kemudian nekat untuk berjalan tanpa alas kaki, sehingga kedua kakinya melepuh, tim kesehatan dengan sigap berlari ke masjid dan membawa bapak tersebut ke sektor Madinah untuk mendapatkan perawatan luka. Tidak butuh waktu lama untuk melakukan perawatan luka di sektor, akhirnya bapak tadi di bawa pulang ke hotel dengan konsekwensi harus melakukan perawatan luka setiap pagi di hotel. Petugas kesehatan kloter melakukan perawatan luka pada bapak tersebut setiap pagi. Kondisi luka dari hari ke hari semakin membaik. Setiap pagi juga bapak tersebut menangis karena merasa tidak di perdulikan oleh istrinya, dia melihat teman sebelah tempat tidurnya yang istrinya sangat memperhatikan suami. Setiap pagi membawakan makanan untuk suaminya, membawa pakaian kotor milik suami untuk di cucikan. Subhanalloh, ternyata jamaah haji yang sudah usia senja pun merindukan untuk di layani dengan baik oleh istrinya. Aku termenung, ingat suamiku nun jauh di sana. Abah, maafkan ibu ya, maafkan istrimu ini yang sekian lama tidak bisa melayani kebutuhan engkau dan anak-anak kita. Menangis hati ini, aku menjalankan tugas yang amat mulia dan atas ijin dari mulah aku berangkat. Titip anak-anak kita, cukupi kasih sayangnya, kebutuhan dan perhatiannya. Ya Robb, jaga dan lindungilah suami dan anak-anak hamba.

Masuk pada hari kelima di Madinah seorang jamaah lansia dengan dementia mengalami dehidrasi karena satu hari sebelumnya di kunci di kamarnya supaya bisa di tinggal melaksanakan sholat 5 waktu di masjid Nabawi, yang pada saat meninggalkan jamaah lansia tersebut temannya satu kamar tidak menyediakan air minum yang cukup untuk simbah itu. Setelah mendapatkan informasi dari istrinya penyebab dehidrasi dari simbah dengan cepat tim kesehatan kloter melakukan tindakan pemasangan infus. Simbah kakung terpasang infus dengan KU lemah, tidak mau makan dan minum, ketika di tanya “mbah, sakniki teng pundi niki”. Jawaban nya di rumah, “lha putrane do teng pundi ?”, ...e, mbuh kae mau. (mbah, sekarang simbah di mana ? Jawabannya dirumah, lha putrane dimana, e...nggak tau tadi kemana). Tiba-tiba istrinya bilang, mbak... , mbok titip simbah sebentar yo,  aku mau ke masjid Nabawi nanti ndak arbainku putus. Masya Alloh... Aku hanya ngelus dada mendengar ungkapan istrinya tersebut. Manusia ingin mencari surga, beribadah dengan kekhusyukan jauh-jauh ke masjid,  namun surga yang paling dekat dan mudah di raihnya yaitu berbakti pada suami, melayani suami dengan ketulusan hati seorang istri, menemani suami yang sedang sakit, memberikan perhatian dankasih sayangnya kepada suami itu sudah cukup bagi seorang simbah yang tergolek sakit tidak berdaya. Ya Robbanaa, berikan petunjukMu kepada kami, petugas dan seluruh Jamaah haji Indonesia untuk bisa beribadah sesuai dengan tuntunanMu, tanpa nafsu-nafsu ingin mencari surgaMu yang justru mengabaikan kewajiban yang lebih utama. 

Permasalahan demi permasalahan adalah unik dan menuntut peran serta tanggungjawab kita sebagai petugas kloter untuk menyelesaikan nya. Satu masalah tertangani muncul lagi masalah baru yang lain, pada hari-hari setelah itu berdatangan simbah-simbah putri yang sudah sepuh konsultasi masalah keinginan mereka untuk berdoa di Roudhah, namun mereka merasa tidak berani untuk datang ke Roudhah. Informasi dari jamaah lain bahwa di Roudhah tempatnya berjubel orang ingin berdoa di taman-taman surga tersebut. Kami bersedia untuk memfasilitasi jamaah yang menggunakan kursi roda tersebut ke Roudhah, singkat cerita setiap malam kami petugas kesehatan selalu masuk ke Roudhah dengan mendorong beberapa jamaah risti tersebut, Alhamdulillaah, berkah dari keikhlasan dalam melayani dan memuliakan tamu-tamu Alloh inilah yang membuat kami bisa lancar berdoa dan datang ke Roudhah.. , Semoga apa yang menjadi keinginan dan doa dari para jamaah haji senantiasa di kabulkan oleh Alloh swt. Jamaah haji dan seluruh petugas kloter 28 SOC diberikan kesehatan dan kekuatan lahir batin, kemudahan dalam urusannya sehingga bisa menghantarkan jamaah menjadi haji yang mabrur dan petugas terkena berkah kemabruran nya.


Nurul Isnaini F
Tim Kesehatan Haji kloter 28 SOC
Yogyakarta

Thanks for reading Serba Serbi Haji

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar