Mengabdi Untuk Berbakti

Home » » Komunikasi pada Lansia

Komunikasi pada Lansia

Sukses Komunikasi    pada Usia Lanjut
Oleh : Nurul Isnaini

Pada hari Jumat tanggal 11 Mei kemarin saya mengikuti seminar yang diadakan oleh pokja geriatri RSUP Dr. Sarjito dan Divisi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Yogyakarta.

Seminar ini diadakan dalam rangka DIES ke-72 FKKMK UGM, HUT RS UGM ke 6 dan HUT ke-36 RSUP ke-36 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Ketertarikan saya mengikuti kegiatan ini selain karena alasan menambah wawasan dan menuntut ilmu adalah karena termotivasi untuk mendengarkan penjelasan dari guru,dosen,pembimbing dan inspirator saya yaitu DR. Dr.  Probosuseno, SpPD,Kger,FINASIM.

Beliau seorang  konsultan ahli gerontik (pakar kesehatan usia lanjut) yang ilmunya luar biasa ,penyampaian materinya sangat mudah diterima meski oleh orang awam sekalipun,diselingi dengan  humor yang segar sehingga mudah dipahami, dan tidak monoton.

Banyak sekali jabatan yang beliau miliki diantaranya sebagai ketua pokja geriatri ASM FK UGM,  ketua blok Elderly FK UGM,  pengurus IDI cab Sleman dan wilayah DIY, Ketua AKHI dan Perdokhi DIY dan masih banyak lagi jabatan yang lain.

Meskipun begitu beliau sangat low profil, dekat dengan semua orang, tidak pandang bulu, tidak pilih-pilih dalam berkomunikasi maupun bergaul. Semoga kesehatan dan keberkahan ilmu selalu diberikan oleh Alloh swt untuk beliau dan guru-guru kita semua.

Komunikasi semudah bernafas

Komunikasi itu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Orang beranggapan bahwa komunikasi itu tidak perlu dipelajari. Di dalam kehidupan sehari-hari kemampuan berkomunikasi sering kita temukan dapat memperlancar atau bahkan menghambat hubungan antar manusia.

Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk berkomunikasi sehingga kita merasa komunikasi itu sangat mudah seperti kita bernafas,namun ternyata tidak semua komunikasi yang kita lakukan itu berhasil sesuai dengan yang kita inginkan.

Komunikasi berguna untuk menginformasikan, mendidik,  menghibur, mengekspresikan perasaan dan mempengaruhi orang lain.

Proses perubahan perilaku dilalui dengan komunikasi dari tidak tahu menjadi tahu kemudian bisa menerima, mempunyai keinginan selanjutnya mempraktekan dan mampu mempengaruhi orang lain.

Ada beberapa kemampuan dan persiapan yang perlu kita kuasai dan terapkan dalam komunikasi dengan orang lain.

Supaya komunikasi kita efektif diperlukan pemahaman mengenai bahasa tubuh (komunikasi nonverbal)  seperti ekspresi wajah, gerak-gerik, dan berbagai isyarat yang lain. Menjaga sikap positif juga penting kita lakukan ketika kita berkomunikasi dengan orang lain.  

Menurut dr. Patricia Paton agar komunikasi dengan orang lain efektif kita harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu, dalam hal ini ada teori yang bisa kita terapkan yang terkenal dengan Johari Window,sebuah teknik mengenal diri yang dikemukakan oleh dua psikolog Amerika, yaitu Joseph Luft dan Harrington Ingham.  

Konsep ini menyebutkan bahwa ada empat ruang yaitu open atau area terbuka adalah bagian diri dimana baik diri sendiri ataupun orang lain mengetahuinya,. Ruang kedua disebut blind spot (buta) adalah bagian diri yang dikenali orang lain walaupun diri sendiri tidak mengetahuinya.  Ruang ketiga disebut hidden (tertutup) yaitu beberapa hal dari diri yang kita sembunyikan dari orang lain. Ruang keempat disebut unknown (tidak dikenali)  berisi bagian diri yang baik sadar atau tidak sadar tidak diketahui oleh diri sendiri danorang lain.

Aplikasi johari window pada komunikasi mengharapkan agar kita memperluas daerah terbuka pada diri kita. Bagaimana caranya?  Akan kita bahas pada tulisan selanjutnya ya....

Hasil riset dari Mechribian dan Ferris menyebutkan keberhasilan penyampaian informasi 55% ditentukan oleh bahasa tubuh (postur,  isyarat,  kontak mata),  38% ditentukan oleh nada suara (cara bertutur,dialek,intonasi) dan 7 % saja yang ditentukan oleh kata-kata. Dari hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif akan berhasil bila dilakukan dengan bahasa baik verbal maupun nonverbal.

Komunikasi yang sukses pada Lansia

Lebih mudah  untuk berkomunikasi dengan orang yang usianya tidak jauh berbeda dengan kita daripada dengan orang yang sudah lanjut usia.

Banyak teori yang menjelaskan bagaimana cara kita berkomunikasi dengan lansia dan cara menyenangkan mereka.  Teori proses menua dikuti oleh perubahan fisik, psikis, sosial.

Menurut penjelasan DR.Probosuseno komunikasi pada Lansia akan sukses bila memenuhi hal-hal berikut :

K- kamu ,kisah,  kecepatan dan kerasnya suara (pesan),  kata akhir diperjelas artinya kita harus membina kedekatan emosional dengan menggunakan kata kami atau kita karena hal itu menciptakan suasana bahwa anda dan mereka ada pada posisi dan tingkat yang sama. Kesamaan akan menyebabkan kedekatan emosional. Pengucapan yang jelas, intonasi yang ramah,  kecepatan dan kerasnya suara juga harus diperhatikan bagi lansia,  kata-kata yang penting dan akhir ditekankan agar lebih jelas. Hal ini membuat lansia merasa dihargai.

O- oral higiene. Sebelum berkomunikasi dengan lansia kota harus melakukan perawatan untuk kebersihan mulut kita agar lansia menjadi nyaman.

M-memperhatikan artinya ketika kita berkomunikasi dengan lansia kita harus menatap wajah mereka,  badan condong atau membungkuk ke depan,  pertahankan kontak mata,  berhadapan.

U-untung untuk kita artinya apa yang kita komunikasikan dengan lansia itu bisa bermanfaat, bisa kita ulangi dan tidak boleh sombong

N-nama dan hal yang penting sebut/ingat artinya kita bisa menyebutkan nama lansia tersebut dan hal-hal yang penting yang mereka banggakan atau sukai

I-interest (perhatian) maksutnya tunjukkan kepada mereka bahwa kita memprrhatikan,  kita perduli dan senang berbicara dengan mereka.

K-kesempatan,  berikan kesempatan mereka untuk berbicara,  apabila perlu alat bantu seperti kertas,  atau media yang laim bisa kita gunakan.

A-alat bantu,  amanah,  andai aku kadi dia,  angguk,  akrab artinya apabila butuh alat bantu bisa kita gunakan,  berikan empati kita dengan ikut merasakan apa yang mereka alami, posisikan bagaimana seandainya kita menjadi dia,  bahasa tubuh mengangguk, akrab atau hangat juga perlu kota pertahankan.

S-setara,semangat, sesuatu untuknya,  sederhana, sentuh artinya kita menghargai lansia sebagaimana kita memposisikan bahwa mereka adalah orang tua kita, senyuman yang tulus juga perlu kita berikan untuk mereka,  panggilan yang sopan,  dan gunakan bahasa yang sederhana, berikan juga sentuhan pada pundak misalnya , akan membuat mereka lebih berharga,  berguna serta dapat meningkatkan motivasi mereka dalam berkarya dan beraktivitas.

I-ingat Tuhan artinya selalu gunakan pendekatan agama untuk berkomunikasi dengan lansia,  seperti kita ingatkan pra -selama dan pasca meninggal,  balasan serta keturunan

Semoga berkah manfaat
Thanks for reading Komunikasi pada Lansia

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar