Mengabdi Untuk Berbakti

Home » » Aman dan Nyaman Berkendara pada Usia Lanjut

Aman dan Nyaman Berkendara pada Usia Lanjut


Oleh : Nurul Isnaini

Usia lanjut bukan halangan untuk tetap beraktivitas seperti zaman masih muda. Masih merupakan topik dalam seminar beberapa hari yang lalu,  DR dr Probosuseno, SpPD, KGer  ahli lansia dari FK UGM RSUP Dr Sardjito menyampaikan beberapa tips agar aman dan nyaman berkendara pada usia lanjut.

Penyampaian materi yang sederhana dan mudah diterima oleh peserta yang terdiri dari kalangan awam, dokter spesialis, perawat,  akademisi,  bahkan ada beberapa doktor dan calon doktor yang mengikuti acara tersebut.
Menurut  CDC (Centers for Disease Control dan Prevention) tahun 2015 terdapat 40 juta orang usia lanjut (65 tahun ke atas) di Amerika Serikat yang memiliki sim berkendara. Pada tahun 2014 ditemukan data terdapat lebih dari 5700 orang lanjut usia yang meninggal dan 236 ribu lainnya dirawat akibat cedera kecelakaan.

Kondisi transportasi di Yogyakarta juga semakin ramai seperti layaknya kota besar, saat ini macet dimana-mana,  mobil sangat banyak kita jumpai di jalan raya. Proporsi usia lanjut di Yogyakarta yang memiliki SIM C 2,4% (30.000 dari 1.236.374) dan yang memiliki SIM A :1,8%(15.500 dari 879.000).

Berkendara membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan prima.  Usia lanjut bukan pengemudi yang paling berbahaya di jalan. Namun ada resiko yang bisa terjadi diantaranya resiko kecelakaan meningkat mulai usia 55 tahun. Nyetir butuh keseimbangan antara fokus pandangan, kesigapan gerak tubuh dan ketajaman
 pemikiran.

Pada usia lanjut adaptasi otak semakin menurun, tendon persendian dan kekuatan tulang juga menyusut sehingga postur tubuh semakin membungkuk dan tampak pendek padahal postur tubuh yang baik sangat penting dalam keamanan mengemudi.

Sebenarnya boleh tidak sih lansia mengemudi mobil atau naik motor sendiri? Sulit menentukan apakah usia lanjut dapat mengemudi atau tidak. Tidak ada uji kompetensi memgemudi yang efektif dan mudah sehingga ini menjadi tugas dokter untuk menilai kapasitas fungsional pada lansia.

Proses menua dan kondisi medik pada usia lanjut yang mempengaruhi kemampuan mengemudi diantaranya akibat proses degeneratif yaitu penurunan fungsi penglihatan,  pendengaran, kognitif, kekuatan, kelenturan dan rentang gerakan

Kapan seharusnya berhenti? Lansia biasanya tidak boleh berkendara oleh anak atau keluarganya. Sebenarnya ada beberapa keuntungan berkendara bagi lansia yaitu mampu meningkatkan kualitas hidup,  meningkatkan rasa percaya diri, melatih kecerdasan selama tidak ada tanda yang membahayakan.  

Larangan mengemudi bagi lansia apabila ada tanda perubahan fungsi tubuh sperti stroke dan penyakit kronis lain seperti penyakit jantung,  DM (ada riwayat hipoglikemi), llansia dengan epilepsi, beberapa kondisi akut yang mengganggu kesadaran,  tanda sering melanggar atau terkena tilang karena sulit melihat rambu-rambu lalu lintas, bingung antara pedal gas dan rem,  tersesat atau lupa jalan pulang

Idealnya lansia layak mengemudi sendiri jika memiliki jarak pandang yang luas ke depan, dibantu dengan jarak antara mata ke gagang setir kurang lebih 8 cm.

Menurut DR dr. Probosuseno SpPD.KGer menuliskan tips aman mengemudi bagi lansia adalah sebagai berikut :

Cukup tidur sebelum bepergian,
bepergian /berkendara dengan teman, anak atau keluarga, tiap 200 km atau setiap 2 jam istirahat,cegah alkohol dan obat-obat berbahaya, bila sulit tidur cari penyebabnya dan segera konsultasi/berobat ke dokter, pada musim dingin dengan penghangat, bila sudah merasa lelah berhenti, pantau tingkat kesiagaan diri /pengenalan tanda kehilangan kesiagaan dengan cara amati apakah ada gangguan dalam gaya atau kemampuan seperti ketika mundur,  terlambat menginjak rem, tidak menyalakan lampu sen ketika mau belok, dalam mengemudi agar selalu siaga dengan cara mendengarkan radio, bicara dengan penumpang, minum air,  bernafas dalam tiap 10 menit.

Jika naik motor hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

Cek kondisi roda,  rem,  lampu,  spion,  surat-surat,  bahan bakar, jika musim hujan siapkan jas hujan yang baik, pastikan kendaraan aman dan nyaman, hati-hati jalan berlubang, batas pinggiran aspal, jika sebagai pembonceng, siapkan helm,  lihat jalan, jika membawa barang jangan sampai mengganggu gerakan berkendara

Apabila naik kendaraan umum maka perlu mempersiapkan hal-hal berikut :
Perkirakan jarak dan waktu tempuh dengan saat buang air, barang yang berat jangan dipangku, ditaruh ditempat yang aman,  diberi tanda (nama yang jelas), Jika belum kenal waspada minuman yang mengandung obat tidur dari kenalan orang seperjalanan, bawa obat rutin dan P3K, serta uang cukup jika ada pengamen atau peminta-minta, tempat uang yang terjaga dari pencopet, siapkan baterai ponsel penuh dan catat nomor-nomor penting (dibuku dan HP), bekal yang cukup (uang, makanan,  minuman),  saling berjaga dan selalu berdoa.


Pencegahan yang bisa dilakukan bagi anak dan keluarga untuk orang tuanya bisa kita lakukan dengan cara memfasilitasi orang tua lansia, temani ketika berkendara, tujuan tidak jauh, batasi waktunya, amati apakah ada gangguan, kita bisa menawarkan diri untuk menggantikan menyetir demi keamanan dan keselamatan,  pastikan kendaraan aman dan nyaman, fasilitasi orang tua untuk olahraga secara rutin untuk memperbaiki kekuatan serta fleksibilitas, antarkan untuk tes mata karena penglihatan merupakan indera utama untuk mengemudi.

Semoga bermanfaat.
Thanks for reading Aman dan Nyaman Berkendara pada Usia Lanjut

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar